Disasterchannel.co,- Dari Sabang sampai Merauke berjajar pulau-pulau yang memiliki pengetahuan lokal beragam. Pengetahuan lokal mengenai hunian atau rumah tinggal juga tersebar di seluruh penjuru negeri ini. Ada yang unik dari setiap rumah tinggal di setiap daerah, biasanya rumah tinggal ini dibuat dengan pengetahuan lokal yang berbeda sehingga menghasilkan bentuk, design dan fungsi yang berbeda. Biasanya rumah ini disebut sebagai bangunan vernakular
Bangunan vernakular merupakan bangunan yang mempunyai keunikan tersendiri. Keunikan bangunan vernakular disebabkan oleh membangunnya yang turun temurun dari ancient tradition, baik dari segi pengetahuan maupun metodenya (trial and error). Sesuai dengan kebutuhan dan kebiasaan masyarakatnya serta menyesuaikan dan tahan terhadap lingkungan alamnya, sehingga bangunan vernakular tetap eksis hingga sekarang. Bangunan vernakular juga menggambarkan budaya masyarakat sekitar.
Ancaman bencana yang diketahui secara baik oleh masyarakat dengan pengalamannya menghadapi bencana membuat mereka mempunyai solusi tersendiri untuk beradaptasi. Salah satu bentuk adaptasinya adalah dengan membentuk bangunan rumah. Indonesia memang daerah yang rawan terhadap bencana gempa, tak heran bila banyak sekali bangunan vernakular yang diciptakan, dibuat dan ditinggali oleh masyarakat di dalamnya.
Kekayaan pengatahuan mengenai rumah vernakular salah satunya terdapat di Bengkulu. Di daerah ini kita akan dijumpai dua macam rumah vernakular di antaranya rumah vernakular Rejang dan rumah vernakular Melayu. Rumah vernakular Rejang berasal dari rumah tradisional Rejang (Umeak Potong Jang atau Umeakan) yang sudah dipengaruhi oleh bentuk rumah Meranjat (bentuk rumah suku bangsa yang ada di Ogan Komering Ulu, Sumatera Selatan).
Desa Duku Ulu merupakan salah satu desa tua di Kabupaten Rejang Lebong, yang masih menyimpan banyak bangunan vernakular khas Rejang. Desa ini terdiri dari 297 rumah dengan pola perkampungan menghadap ke jalan.
Penelitian Triyadi et al dengan jelas menggambarkan pudarnya kekuatan bangunan vernacular seiring dengan perkembangan zaman. Dalam penelitiannya, Triyadi membagi perubahan bangunan vernacular khas Rejang di desa Duku Ulu kedalam 5 kategori tipologi bangunan vernakular yang dapat dibedakan dari bentuk dan umur bangunan. Berdasarkan analisisnya, menggambarkan dengan jelas bahwa perkembangan bangunan rumah vernakular di Desa Duku Ulu justru terus berkembang ke arah penurunan terhadap respon gempa.
Pada awalnya rumah khas Rejang memiliki bentuk bangunan yang hampir menyerupai persegi yang dibangun dengan system bongkar pasang (knock down). Rumah ini beratap ijuk dengan bahan baku kayu dan bamboo. Pondasinya menggunakan sistem umpak yang kaki pondasi disambung dengan sistem knock down dan dipasak dengan kolom dan rangka lantai. Kaki pondasi diletakkan pada telapak pondasi yang dibuat khusus berbentuk kotak dari batu.
Kemudian rumah khas Rejang ini mengalami pergantian pada atap, awalnya menggunakan ijuk diubah menggunakan seng karena ijuk sangat mudah terbakar. Semakin lama bentuk bangunan semakin memanjang. Walaupun masih menggunakan kayu sebagai bahan dasar penyusun rumah, namun banyak perubahan pada kerangka pemasangan yang tadinya dipasang dengan pasak berubah menjadi dipaku. Pondasi juga yang tadinya dari batu kemudian berubah menjadi berbahan beton.
Perubahan yang terjadi pada perkembangan bangunan vernakular di Desa Duku Ulu semakin lama semakin lemah dalam merespon bahaya gempa. Berkurangnya respon dapat dilihat dari bentuk bangunan yang semakin tidak kotak (semakin panjang), sistem struktur yang semakin tidak rigid. Masyarakat Bengkulu, khususnya di Desa Duku Ulu sebenarnya sudah mewarisi pengetahuan lokal yang amat berharga untuk menghadapi gempa. Namun perlu ada edukasi lebih lanjut mengenai betapa berharganya pengetahuan yang dimiliki dan bagaimana konsekuensi mengganti material bangunan terhadap ketahanan bangunan terhadap gempa. sebab wilayah Bengkulu adalah salah satu wilayah yang rawan terjadap gempa.(LS)
Sumber:
Triyadi, S., & Harapan, A. (2010). Perkembangan Tipologi Rumah Vernakular dan Responnya Terhadap Bahaya Gempa Studi Kasus: Desa Duku Ulu, Bengkulu. Jurnal Permukiman, 5(3), 107-115.
Photo: artikel.rumah123.com