Mengingat Tragedi Tempat Pembuangan Akhir Leuwigajah

PUBLISHED

Disasterchannel.co,- Sobat DC tentunya telah mengetahui bahwasanya kegagalan teknologi bisa menghasilkan sebuah bencana. Tentunya bencana yang diakibatkan oleh gagalnya teknologi manusia, sama berbahayanya dengan jenis bencana lainnya. Di Indonesia sendiri terdapat beberapa kejadian terkait bencana yang ditimbulkan, dikarenakan kegagalan teknologi. Pada kali ini Disaster Chanel akan membahas kejadian yang berhubungan dengan kegagalan teknologi, yang tentunya diakibatkan oleh kelalaian manusia.

21 Februari 2005, merupakan hari yang sangat mencengangkan bagi masyarakat Indonesia kala itu, khususnya bagi masyarakat yang tinggal di daerah Cimahi. Pasalnya pada hari itu terdapat kejadian yang sangat menyeramkan, berupa meledaknya Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Leuwigajah. Sungguh kejadian yang sangat memilukan bagi masyarakat pada saat itu.

Akibat dari meledaknya TPA tersebut mengakibatkan longsoran sampah yang menimbun dua kampung, yaitu Kampung Cilimus, dan Kampung Pojok. Menurut berita yang dikeluarkan oleh media “Info Publik” setidaknya terdapat gunungan sampah sepanjang 200 meter dan setinggi 60 meter, yang menghantam dua kampung tersebut. Akibat kejadian tersebut terdapat korban meninggal sebanyak 157 jiwa, dikarenakan tertimbun sampah.

Kejadian meledaknya TPA Leuwigajah diakibatkan adanya tumpukan sampah sepanjang 200 meter dan memiliki tinggi 60 meter yang terguyur hujan. Akibat peristiwa tersebut terjadilah akumulasi gas metana yang menimbulkan ledakan dan mengakibatkan terjadinya longsor.

Menurut Mella Ismelina Farma Rahayu dalam jurnalnya yang berjudul “ Keadilan Ekologis Dalam Gugatan Class Action Tempat Pembuangan Akhir Leuwigajah Kajian Putusan Nomor 145/Pdt.G/2005/PN.Bdg), menunjukkan terdapat beberapa kelalaian pengelola TPA tersebut. Beberapa kelalaian tersebut seperti tidak  dilakukannya evaluasi  kerja  atau  pemeriksaan  secara  berkala mengingat sebelumnya juga telah terjadi longsor di TPA Leuwigajah, lalu tidak terdapat batas wilayah pembuangan  sampah  Kota  Bandung, tidak adanya   tidak  ada tanggul  penahan  (retaining  wall). 

Kelalaian yang tertera di atas yang mengakibatkan bencana ledakan yang mengakibatkan longsor di TPA Leuwigajah terjadi. Ditambah lagi memang tidak adanya tanggul penahan yang juga memperburuk keadaan, sehingga ketika sampah di TPA Leuwigajah meledak, longsoran sampah tidak ada yang menahan hingga meluncur bebas ke arah pemukiman warga.

Dari peristiwa meledaknya TPA Leuwigajah kita bisa belajar bahwasanya pengelolaan sampah yang baik dan benar sangatlah dibutuhkan bagi sebuah kota. Jangan sampai keberadaan TPA berubah menjadi sebuah bencana yang mengakibatkan hilangnya nyawa  dan barang berharga lainnya. Selain itu masyarakat juga diharuskan memanajemen sampahnya sendiri, agar TPA di sebuah kota tidak menjadi menumpuk. Banyak cara yang sebenarnya yang bisa kita lakukan dalam pengelolaan sampah, yang tentunya akan kita bahas di lain waktu.

Semoga kejadian TPA Leuwigajah tidak akan terjadi lagi dan pengelolaan sampah di Indonesia menjadi lebih baik. Salam Tangguh!!!

Penulis: Abdurrahman Heriza

Editor: Lien Sururoh

Sumber:

[1] W, Nick Carter, Disaster Management Handbook (Mandaluyong: Asian development Bank, 2008).

[1] Whisnu Pradana, “Jabar X-Files: Tragedi 157 Warga Tewas Tertimbun Sampah Leuwigajah,” detikjabar, accessed October 27, 2023, https://www.detik.com/jabar/berita/d-6288321/jabar-x-files-tragedi-157-warga-tewas-tertimbun-sampah-leuwigajah.

[1] “InfoPublik – Tragedi Leuwigajah, Kisah Kelam,” accessed October 27, 2023, https://infopublik.id/kategori/nusantara/512504/tragedi-leuwigajah-kisah-kelam-bandung-lautan-sampah.

[1] “Luluh Lantak TPA Leuwigajah Cikal Bakal HPSN – Green Info,” Https://Greeneration.Org/, last modified February 16, 2023, accessed October 27, 2023, https://greeneration.org/publication/green-info/tpa-leuwigajah-cikal-bakal-hpsn/.

[1] Mella Ismelina Farma Rahayu, “KEADILAN EKOLOGIS DALAM GUGATAN CLASS ACTION TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR LEUWIGAJAH,” Jurnal Yudisial 5, no. 1 (2012): 17–35.

Photo: galamedia.pikiran-rakyat.com