Disasterchannel.co,- Banjir wara-wiri terjadi di berbagai penjuru negeri ini. Baru-baru ini terjadi banjir di sepanjang Sungai Bengawan Solo. Kini Sungai Bengawan Solo menjadi perhatian banyak orang. Lirik lagu Bengawan Solo ciptaan Gesang “ Bengawan Solo… Riwayatmu ini… Sedari dulu jadi… Perhatian insani” seolah terwujud sekarang. Sungai ini menjadi sorotan berbagai kalangan, termasuk presiden Joko Widodo yang menanyakan langsung kejadian ini kepada anaknya Gibran Rakabuming yang merupakan Wali Kota Solo.
Kisah Sungai Bengawan Solo begitu Panjang, seolah sama panjangnya dengan sungai itu sendiri yang mencapai 600 km. Sungai ini merupakan sungai terbesar di Pulau Jawa, dan mengalirkan air dari daerah aliran sungai (DAS) seluas ± 16,100 km2, mulai dari Pegunungan Sewu di sebelah barat-selatan Surakarta, ke laut Jawa di utara Surabaya. Pembangunan infrastruktur SDA di WS Bengawan Solo telah dimulai pada abad ke-18 oleh Pemerintah Kolonial Belanda.
Persoalan demi persoalan terus terjadi hingga kini. Lagi-lagi curah hujan yang tinggi selalu menjadi biang keladi kejadian banjir yang terjadi sejak 16 Februari 2023. Kejadian ini bermula dari Sungai Bengawan Solo meluap dan kehilangan kemampuan untuk menampung debit air, setelah hujan dengan intensitas tinggi mengguyur wilayah hulu di Waduk Gajah Mungkur sejak beberapa hari terakhir.
Karena banjir ini berdampak sangat besar dan luas, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto menyatakan status tanggap darurat banjir diberlakukan di Kota Solo dan Kabupaten Sukoharjo selama 14 hari. Status tanggap darurat sendiri telah ditetapkan di kedua wilayah itu mulai Jumat, 17 Februari 2023. Sementara itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Tengah mencatat, wilayah yang terdampak banjir itu meliputi Kabupaten Wonogiri, Kabupaten Klaten, Kabupaten Sukoharjo, Kota Surakarta dan Kabupaten Karanganyar.
BPBD Provinsi Jawa Tengah merinci, wilayah Kabupaten Wonogiri yang terdampak adalah dua desa di satu kecamatan dengan jumlah warga yang terdampak sebanyak 248 orang. Kemudian Kabupaten Klaten terdapat delapan desa di lima kecamatan yang terdampak, dengan jumlah pengungsi sebanyak 295 orang. Wilayah Kabupaten Sukoharjo terdapat 13 desa di 3 kecamatan yang terdampak. Sebanyak 2.000 orang dari 6.136 yang terdampak terpaksa harus mengungsi. Selanjutnya di Kabupaten Karanganyar ada 12 desa di 3 kecamatan yang terdampak. Adapun warga yang terdampak ada sebanyak 637 dengan total kerugian hingga 30 juta rupiah.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Solo mencatat ada sebanyak 21.846 orang yang terdampak banjir di 15 kelurahan di Kota Surakarta. Sementara itu BPBD Provinsi Jawa tengah mencatat sebanyak 4.440 orang harus mengungsi.
Lika-liku sebab banjir menjadi ramai diperbincangkan. Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBWSBS) dan Perum Jasa Tirta (PJT) 1 membeberkan penyebab banjir yang menerjang wilayah di Kota Solo dan Kabupaten Sukoharjo beberapa waktu lalu. Plh Dirut PJT 1 Miflan Rantawi mengatakan pihaknya membuka pintu air (spillway) di Bendungan WGM sudah melalui koordinasi dengan BBWSBS, serta memberitahu BPBD wilayah yang dilalui Bengawan Solo. Hal ini sesuai pedoman yang telah ditetapkan pemerintah.
Tercatat beberapa banjir besar pernah terjadi di wilayah Sungai Bengawan Solo, di antaranya [ada tahun 1966, 2007, 2017 dan pada tahun ini. Sejumlah fasilitas untuk pengendalian air dilakukan, seperti membangun waduk, bendungan, meluruskan sungai, hingga normalisasi sungai. Sayangnya bencana banjir masih saja terjadi.
Maryadi mengatakan “Penyebab banjir saat ini, adalah banyak perubahan tata guna lahan, climate change, agak kurangnya kesadaran masyarakat terhadap lingkungan seperti membuang sampah sembarangan, dan banyak petani kita yang menanam tanaman semusim sehingga menyebabkan erosi, yang jadi pendangkalan sungai kita. Selain karena hujan.”
air, hujan dan sungai sebenarnya tidaklah dapat disalahkan. Sering kali menyalahkan kejadian yang terjadi secara alamiah menjadi senjata ampuh menyelesaikan penyebab bencana. Penyebab bencana banjir terjadi adalah sebuah proses perjalanan panjang kehidupan manusia, mulai dari perusakan alam, alih fungsi lahan, kebiasan buruk membuang sampah dan kebijakan lainnya yang mendegradasi alam. (LS)
Sumber:
https://www.bnpb.go.id/berita/bengawan-solo-meluap-lima-kabupatenkota-dikepung-banjir
https://sda.pu.go.id/balai/bbwsbengawansolo/portal/index.php/sejarah-singkat/
Photo: sukoharjonews.com