Ketahanan Pangan dan Kebencanaan

PUBLISHED

Disasterchannel.co,- Jika kita berbicara terkait bencana pastilah erat kaitannya dengan ketahanan masyarakat terkait menghadapi hal tersebut. Seperti kita ketahui bahwasannya ketika bencana terjadi, pangan merupakan suatu komponen yang penting terlebih pada masa-masa tanggap darurat. Pada kesempatan kali ini disasterchannel, akan membahas hubungan ketahan pangan dan isu kebencanaan.  

Dalam isu kebencanaan ketahanan pangan merupakan isu yang penting dalam mempersiapkan suatu masyarakat dalam menghadapi suatu peristiwa bencana. Sebelum membahas relasi antara ketahan pangan dan bencana kita harus mengetahui definisi dari ketahanan pangan itu sendiri. Dalam jurnal yang berjudul “Ketahan Pangan” karangan Heri Suharyanto, mengatakan bahwasanya ketahan pangan adalah akses semua orang setiap saat pada pangan yang cukup untuk hidup sehat.

Jika kita melihat data yang dipaparkan oleh Raphael Ane Atanga dan Vitus Tankpa, menunjukan bahwasanya kejadian bencana dan perubahan iklim akan mempengaruhi ketahanan pangan suatu wilayah. Kita bisa melihat bagaimana kejadian bencana banjir di daerah negara Ghana tepatnya di distrik Tolon pada 2007, menghancurkan daerah produksi pangan atau lumbung pertanian di daerah tersebut.  Ministry of Food and Agriculture Ghana melaporkan bahwasanya terdapat 144,000 ton komoditas pangan seperti jagung, sorgum dan beras mengalami dampak berupa kegagalan produksi.

Akibat dari kejadian bencana tersebut yang mempengaruhi kegiatan produksi pangan membuat dampak yang sangat parah bagi negara Ghana, khususnya bagi daerah Ghana utara. Setidaknya 15 minggu kemudian setelah kejadian bencana banjir tersebut, terdapat 50.000 orang yang mengalami malnutrisi.

Kejadian bencana banjir di daerah Ghana merupakan contoh bagaimana bencana mempengaruhi produksi pangan. Dimana jika produksi pangan rusak, akan berpengaruh pada ketahanan pangan suatu wilayah. Tentunya fenomena tersebut akan mengakibatkan bencana lanjutan berupa bencana sosial, dalam kasus Ghana bencana kelaparan.

Berkaca dari kasus bencana banjir di negara Ghana, kita bisa menyimpulkan bahwasannya kegiatan mitigasi bencana di daerah lumbung pangan, merupakan hal yang sangat penting. Setiap potensi bencana di daerah lumbung pangan haruslah terpetakan secara baik, jangan sampai kita tidak mengetahui ladang mana yang akan terdampak akibat suatu peristiwa bencana. Jangan lupa juga, kita harus mengetahui bencana apa saja, yang akan mendatangi ladang-ladang tersebut.

Langkah selanjutnya, kita harus mempersiapkan para petani, pengusaha agraria, maupun instrumen terkait, untuk menghadapi bencana yang akan datang. Tidak hanya pelatihan kesiapsiagaan untuk para petani, akan tetapi juga para petani ataupun pebisnis agraria harus diajarkan bagaimana memitigasi lumbung-lumbung mereka dari ancaman bencana.

Yang terakhir, setiap wilayah lumbung pangan haruslah memiliki rencana kontinjensi bencana, dimana dokumen tersebut akan digunakan ketika masa tanggap darurat. Tentunya dengan adanya dokumen rencana kontinjensi, para pegiat agraria akan mengetahui alur dan apa yang harus dilakukan ketika bencana datang. 

Penulis: Abdurrahman Heriza

Editor: Lien Sururoh

Sumber:

Heri Suharyanto, “KETAHANAN PANGAN,” JURNAL SOSIAL HUMANIORA (JSH) 4, no. 2 (November 3, 2011): 186–194.

Raphael Ane Atanga and Vitus Tankpa, “Climate Change, Flood Disaster Risk and Food Security Nexus in Northern Ghana,” Frontiers in Sustainable Food Systems 5 (2021), accessed October 25, 2023, https://www.frontiersin.org/articles/10.3389/fsufs.2021.706721.

Raphael Ane Atanga and Vitus Tankpa, “Climate Change, Flood Disaster Risk and Food Security Nexus in Northern Ghana,” Frontiers in Sustainable Food Systems 5 (2021), accessed October 25, 2023, https://www.frontiersin.org/articles/10.3389/fsufs.2021.706721.

Frederick A. Armah et al., “Impact of Floods on Livelihoods and Vulnerability of Natural Resource Dependent Communities in Northern Ghana,” Water 2, no. 2 (June 2010): 120–139.

Photo: sahabat.pegadaian.co