Pengurangan Risiko Bencana Berbasis Komunitas: Upaya Membangun Kesiapsiagaan yang Partisipatif

PUBLISHED

Disasterchannel.co,- Kerangka Kerja Sendai untuk Pengurangan Risiko Bencana 2015-2030 telah menetapkan 4 pilar utama, yaitu i) memahami risiko bencana; ii) memperkuat tata kelola risiko bencana untuk mengelola risiko bencana; iii) berinvestasi dalam pengurangan bencana untuk ketahanan dan iv) meningkatkan kesiapsiagaan bencana untuk respon yang efektif dan membangun lebih baik dalam pemulihan, rehabilitasi dan rekonstruksi. Untuk mewujudkan 4 kerangka kerja tersebut diperlukan sumberdaya, komitmen dan paradigma yang tepat dari semua aktor terutama dari masyarakat dan pemerintah.

Wahana Visi Indonesia (WVI) melalui Program Komunitas Perkotaan Untuk Aksi Tangguh (KUAT) menerapkan pendekatan Pengurangan Risiko Bencana Berbasis Komunitas (PRBBK) untuk mendukung masyarakat membangun kesiapsiagaan desa/kelurahan secara partisipatif dan inklusif. Program KUAT merupakan program yang dilaksanakan bersama Miyamoto International dan Catholic Relief Services (CRS) sebagai konsorsium yang didukung penuh oleh USAID. Konsorsium telah berjalan sejak Mei 2023 hingga 2026 di 10 desa/kelurahan yang tersebar di DKI Jakarta, Tangerang dan Kabupaten Bogor. WVI melaksanakan program KUAT bersama masyarakat di Kelurahan Cililitan, Kelurahan Pluit serta Desa Tanjung Burung dan Desa Cikande di Kabupaten Tangerang. 

Pendekatan Pengurangan Risiko Berbasis Komunitas ini akan diterapkan dalam setiap rangkaian Analisa ancaman, kerentanan dan kapasitas desa/kelurahan dalam menghadapi bencana dan berbagai pelatihan yang dirangkaikan dengan pengarusutamaan gender dan inklusi sosial.  Melalui PRBBK masyarakat bersama program KUAT hendak memastikan agar warga termasuk kelompok rentan (kelompok lansia, ibu hamil/menyusui, anak, disabilitas dan kelompok minoritas) mendapatkan akses dan peluang yang sama untuk memahami kerentanan dan meningkatkan kapasitas mulai dari level rumah tangga hingga komunitas.

Gambar 1. Sekelompok pemuda perempuan dari Desa Tanjung Burung sedang menjelaskan hasil diskusi kelompok tentang analisis kerentanan, ancaman dan kapasitas desa dalam menanggulangi bencana.

Wahana Visi Indonesia terlebih dahulu melatih para fasilitator desa yang direkomendasikan  oleh pemerintah desa/kelurahan terkait gambaran program KUAT dan pendekatan PRBBK sebab para fasilitator desa/kelurahan akan berperan sangat penting dalam memfasilitasi pertemuan, Pendidikan dan pelatihan warga di desa/kelurahan masing-masing. Pada 13-16 September 2023 melatih 34 peserta yang terdiri dari fasilitator desa dan anggota Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) Kabupaten Tangerang dan FPRB DKI Jakarta di Hotel Qubika. 

Citra (24) salah satu peserta perwakilan pemuda dan perempuan dari Cikande menyampaikan bahwa pelatihan ini sangat mencerahkan baginya. “Ini pertama kalinya saya mendapat informasi dan pelatihan terkait kesiapsiagaan bencana. Saya tersadar bahwa meski saya perempuan dan muda, saya ternyata memiliki peran besar untuk kesiapsiagaan diri saya, keluarga dan komunitas demi pengurangan risiko bencana di desa saya, Cikande. Saya sangat tertarik untuk terus terlibat dalam kegiatan bersama komunitas di desa saya dalam program KUAT ini”, terangnya. 

Pada kesempatan tersebut para peserta berlatih memfasilitasi warga dalam melakukan analisis ancaman, kerentanan dan kapasitas desa/kelurahan mereka masing-masing secara partisipatif dan inklusi. Hasil analisis ancaman, kerentanan dan kapasitas desa akan menjadi dasar pada penentuan jenis penguatan kapasitas, advokasi kebijakan dan anggaran yang prioritas di desa/kelurahan mereka. Melalui pendekatan PRBBK dan pelatihan yang dilaksanakan diharapkan kerja sama pentahelix di setiap desa menjadi semakin aktif dan bersinergi demi kesiapsiagaan yang berkelanjutan dan inklusif.(Dina)

Artikel ini ditulis oleh Dina Mariana Lumban Tobing, seorang pekerja kemanusiaan yang bekerja di Wahana Visi Indonesia. Dina sangat menaruh antusias besar pada bidang kesetaraan gender, inklusi sosial dalam penanggulangan kebencanaan.

Editor: Lien Sururoh